SPONSOR

Menyikapi Anak Puber

Anak ketika memasuki fase dewasa akan mengalami fase pubertas yang secara fitrah perubahan-perubahan itu merupakan hal yang wajar yang terjadi pada perkembangan kepribadian anak. Sebagai orang tua, sebainya kita mendampingi mereka melewati fase pubertasnya sehingga mereka pun merasa aman dan nyaman melewati fase ini.
Mereka pun bisa mengambil hikmah dari perubahan-perubahan itu sehingga akan menjadikan mereka lebih mampu dan lebih selamat dalam menjalankan tanggung jawab ketika mereka dewasa.
Anak  yang sedang puber sedang dalam kondisi mencari jati diri, mencari independensi, kebebasan dan berupaya mandiri. Namun pada saat yang sama, ia juga masih membutuhkan arahan, bimbingan orang tua. Kita jangan sampai salah memahami anak dengan menyangka bahwa mereka bersikap memusuhi kita, atau mereka telah kehilangan loyalitasnya kepada keluarga dan selalu mencari kebebasan, serta tidak mau terikat oleh kita.
  • Kita harus mengetahui bahwa ada potensi baru dalam diri anak dan merasa ketika ia tumbuh besar, kepercayaan kita kepadanya meningkat tanpa meninggalkan pengawasan dan bimbingan.
  • Seimbang dalam menyikapi anak  yang sedang puber adalah syarat utama dalam tarbiyah. Jangan menyikapi anak dengan keras dan kasar dan memandang anak sebagai sumber keburukan dan masalah yang tidak ada habisnya. Jangan memberi kebebasan kepada anak secara berlebihan hingga diabaikan dan tidak diawasi hingga tidak mengetahui apa kegiatan mereka dan siapa teman-teman mereka. hal ini dapat mengakibatkan anak jatuh ke lembah dosa dan kemaksiatan. 
  • Luwes dalam bersikap dan memberi peraturan, beri kelonggaran namun tetap mengawasi, percaya padanya tetapi tidak berlebihan.
  • Perlakukan dan posisikan anak sebagai kawan, sahabat kita. Dorong mereka untuk mengembangkan bakat, menyampaikan gagasan dalam berbagai masalah sehingga suasana diwarnai keterbukaan. karena anak yang sedang puber terkadang merasa minder, pasif, malu untuk berbicara tentang suatu masalah. Motivasi mereka untuk berani dan terbuka.
  • Bijaksana dalam memahami apa yang disampaikannya kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar